JAKARTA - Pengelola wisata Pesarean Gunung Kawi bertemu dengan pihak Universitas Brawijaya (UB). Pertemuan dilakukan sebagai tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan mahasiswa Universitas Brawijaya terkait pesugihan dan tumbal di Gunung Kawi, dikaitkan dengan dampak gangguan mental akibat ritual mistis di sana. Dampak penelitian, wisatawan anjlok.
Hal itu diklaim oleh pihak yayasan lantaran mahasiswa menggunakan diksi tumbal dan pesugihan dalam penelitian mereka. Penasehat Yayasan Ngesti Gondo Rr. Yusworini mengatakan, pasca polemik penelitian yang dilakukan para mahasiswa mengenai adanya pesugihan dan tumbal di Gunung Kawi, membuat jumlah tamu-tamu di Pesarean Gunung Kawi turun. Hal ini disebut berpengaruh pada perekonomian warga sekitar Pesarean Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
"Tamu kita turun 30 persen, sejak ada informasi di media sosial. Saya tahu turun 30 persen, harusnya tidak sesepi ini bulan-bulan seperti ini, rakyat kecil ini yang kita pikirkan tidak hanya diri kita sendiri. Tapi bukan hanya untuk kita, kita mengemban misi amanah itu tadi. Itu yang penting dan perlu diketahui itu semuanya," kata Yusworini dikutip Rabu (25/10/2023).
Pihaknya sendiri menerima laporan dari para tamu terkait polemik penelitian UB yang menyebut pesugihan dan adanya tumbal di Gunung Kawi. Para tamu-tamu ini disebutnya telah lama berkunjung ke Gunung Kawi, dan merasa terusik dengan penelitian dari mahasiswa UB.
"Pertama kami nggak terlalu serius menanggapi, kita terdorong oleh beberapa wisatawan yang sudah lama sekali, turun temurun, yang sobo (berkunjung) ke Gunung Kawi itu komplain, justru mereka yang marah ke kita. Sejak dulu nggak pernah ada problem, nggak pernah ada efek samping dan sebagainya. La kok malah gini, kenapa dibuat seperti ini," jelasnya.
Di sisi lain, Juru Bicara Yayasan Ngesti Gondo Alie Zainal Abidin menjelaskan, bila kesepakatan antara pihak yayasan dan UB telah menyepakati menghapus beberapa diksi kata seperti tumbal, pesugihan, dan penderita gangguan jiwa. Menurutnya itu solusi sementara dan akan dilihat kembali ke depannya.
"Yang menjadi fokus di yayasan itu ada pada penulisan gunung kawi, tumbal, pesugihan, dan penderita gangguan jiwa. Itu tadi disampaikan bahwa dari pihak yayasan berkeberatan dengan penggunaan kata-kata itu, sehingga harapannya ke depannya ya dikoreksi oleh para peneliti, sehingga nanti pertemuan ini betul-betul ada hasilnya," jelas Alie Zainal Abidin, dikonfirmasi pada Rabu (25/10/2023).